nuffnang

Wednesday, November 18, 2015

Apophenia

Stared through the window,
While hoping there’s a glimpsed of heavenward lights.

Through endless time and space passed by,
The vision hallucinates confusing the brain,
Losing all the axis.

Suddenly,
I was alone in the dark of the universe,
Then, I looked up.
I saw a lot of strings attached to every inch of my body,
And it moved by itself.

Forcing me to walked towards the darkness,
And I thought, this could be the chance to get out of the misery.

Heavy burden upon my head,
All my muscle stressed out,
Too tired to thinks, too tired to define.

My eyes shut.

A stink odor went caught in my breath,
Make me felt like choke to death,
And all of sudden,
I hear voices all around me,
I’ll tried to open my eyes,
But the light are so dense and bright,
Nullify my vision to capture surround me.

Then, I heard a strong voice,
going right through my auditory canal boldly,
He said  “Get up! You are fuck up.





Monday, August 17, 2015

The Forgotten hero

Day by day passes,
People tend to go forwards,
Claimed whatever desired, they want to,
Soon they will forget everything.

Everything that, was once held us as whole,
As a band of brothers, stands side by side,
While holding hands, smile at the glittering dreams,
That was once we want it so much to build.

Nothing but a memory of a person,
drowned in a lake of temptation.

We will soon forget the hero,
Who was once inspired us to challenge the odds,
Heroes that brings us to victory,
But he died in the middle of glorious crusade.

Soon we also will be forgotten as we did right now today.
He will probably smiled or cried,
No one knows,
Because he is the forgotten hero.

Thursday, July 30, 2015

Kalaulah Aku

Mati itu pasti,
Tiada apa yang boleh kita ubah,
Alangkah bagus pada tika ini kita bersyukur dan menghargainya.

Kalaulah aku,
Boleh ubah waktu-waktu lalu,
Pastinya aku berbuat baik dengan penuh kasih sayang,
Setiap tuturcara kataku lebih halus dan penuh cinta,
Sebelum dia hilang seperti titik noktah.

Kalaulah aku,
Diberi kebijaksanaan seperti hari ini,
Pasti senyumanku lebih lebar dan ikhlas,
Setiap sapaan kalian pastiku sambut dengan tangan yang lebar luas untuk memeluk kamu.

Kalaulah aku,
Masih seperti ini untuk waktu dulu,
Sudah pasti tak ramai tersinggung dengan peradabanku.
Dunia ini pasti lebih nyaman walaupun bukan di dalam belantara.

Kalaulah aku,
Masih mencintaimu,
Maafkan aku,
Caraku mungkin kasar,
Tapi hatiku masih lembut dan selesa untuk kamu duduki.

Kalaulah aku.

Zulhadry Zolkafli 31.07.2015

Friday, April 3, 2015

Idiosinkratik aku

Lusuh lelah bersilih ganti,
Melajukan adrenalin dalam buluh darahku,
Optikal illusi dikaburi dengan suasana yg aman,
Mengamat suasana lapang dan sejuk,
Menenangkan jiwa luhur.

Setiap lekuk bertakuk,
Menyiksakan sistem endokrin,
Tatkala duka berubah suka,
Endorfin dirembes halus dipelusuk minda,
Masam berubah manis,
Lara bertukar bahagia,
Jika ini rasa cinta luhur,
Pasti aku simpan dan biaskan di setiap hari-hari mendatangku.

Hijau redup pohon sena,
Melindung setiap terikan durjaya sinar ungu,
Mari, ke sini kau,
Inginku bisik : jiwaku luhur.

Monday, March 23, 2015

The bane of one's life

Kayuhan pertama membuatku tenggelam dengan illusi lampau,
Memang rindu itu membuatku menjadi lebih tua,
Lebih perlahan dari dulu,
Lebih berat dari dulu,
Menghilangkan rasa kerakusanku terhadap velositi.

Tetapi seketikaku pejamkan mata,
Deruan angin meresap setiap inchi kulitku,
Membuatku terpersona indah,
Dengan ulitan manja deruan bunyi,
Mengingatkanku kepada bukit bintang,
Apabila papan itu di"pop"kan membuat teringat di KLCC,
gelak ketawa riang rakan seperjuanganku,
Membuatkan diriku berani pada waktu itu,
Setiap luka, terseliuh, lebam yang sakit itu,
Membuatkan aku lebih kuat untuk mengatasinya,
Cintaku terhadap velositi sememangnya tinggi hingga kini.

Setelah ku mencelikkan mata satu dimensi ini,
Tiada teman di sisiku,
Tiada kumpulan bersamaku,
Cuma aku, bukit dan selekoh itu menjadi saksi.

Velositi itu yang dahulunya cinta luhurku,
Cuba meninggalkanku bersama graviti,
Seretan pertama untuk cubaanku memperlahankan cinta velositiku,
Terkubur layu di tepi bahu jalan,
Aku tahu sekarang bukan aku teman jiwamu,
Tapi engkau masih aku sayang,
dan akan aku terus berusaha mencarimu.

Monday, September 15, 2014

Tok, tok, siapa tu?

"Assalamuailaikum kak." Siapa 'kak' ini?
Tiada siapa pun kenal, bukan senang hendak kita bergaul dengan orang yang tidak dikenali. Tapi aku sengaja sapa untuk lihat reaksi makcik tua ini supaya dia terasa muda dan bertenaga sedikit untuk hari ini.
"Waalaikumusalam, kamu ni dari mana?".
Mula la dialog berkenalan sedikit-sedikit sehingga makananku, nasi lemak sotong beserta telur goreng tiba di meja.
Tiba-tiba si makcik tua ini bagaikan mendapat perasaan baru menegur sekeluarga bangsa cina di sebelah. Sambil menangguk-anggukkan kepalanya dan senyum kemudia berkata padaku.
"Tak sangkakan, rupanya yang datang sini semua bukan dari kampung akak ni. Kamu ni bujang lagi ke siap berjalan dari kolumpur ke melaka ni."
"Takdelah kak, saya dh berkahwin, kebetulan isteri ke thailand dan anak saya dirumah pengasuh. Saya ambil kesempatan nk lihat kampung akak ni. Tak pernah saya ke sini". Ujarku.
Siapa sangka dikeliling kita ini ada pelbagai drama-drama yang kita tidak pernah ambil peduli,
Drama - drama ini lebih tulen dari yang ada di kaca televisyen kita.
Mengapa kita perlu rasa takut untuk berbuat demikian? Mengenali kepada sesuatu yang bukan dari ruang cincin persahabatan kita.
Facebook? Tweeter? Apa semua sudah lupa yang dahulunya kita pakai surat layang untuk mengenali gadis-gadis disekolah.
Poke? Bukankah kita selalu mencucuk-cucuk bahu-bahu yang tidak pernah kita rapat.
Indahnya dunia yang tulus ini.
Bebas dari jari jemari onar.
Berkata-kata dusta lebih dari pembunuh-pembunuh kejam.


Zulhadry Zolkafli 15hb september 2014



Saturday, August 2, 2014

zionist condemnation

The vicious king looks upon us,
They scare for us to gather forces,
that will shreds their lives into pieces,
They foreseen us like an ember lighting up the hell,
So they asked their armies of mole from the northern hill,
Crawling beneath the mud to crushed the ember into ashes 
But they have forgotten that we are not standing here alone,
Even without any weapon in our hands to strike,
and technologies for our ear to hear and the eye to see,
We will rose from this solitude,
Binding hand to hand and march together without fear,
Against the kings of lust, 
That hungered for blood,
With a small of chances we will attack! Attack! Attack!
An endlessly mission of fighting,
But will eventually,
Rupture their armour of greed and pride,
Bleeds in their own words,
Bleeds in their own action,
Their death will slowly condemn in torment and torture,
Our d'ua is like a whisper as we will tame the vicious sea,
Like a feather will bringing down their kingdoms to their knees,
The dignity they have long build for the world will be destroy,
And burnt into the reign of their own hell.


Zulhadry Zolkafli #supportgaza