nuffnang

Sunday, August 22, 2010

seksa pegang mu

Suainya lidah dan bibir,
berkatup dan berketip seiring berima tawa,
senyumlah biasan jiwa kita yang tulus ini,
menghampiri sisipan si purnama noda menari di hujung beban seriku,
langit yang biru itu terdampar menghiasi suai siang untuk kita mengharap lupa dari parah,
kasihku provokasi dunia,
penghilang lidah-lidah dusta,
ditusuk terus tepat di dada sigila.

yah~~nyawaku nyaman,
sejuk dada aku setara sidingin malam,
yang kucar-kucar siang itu lenyap di hujung senja,
memperlihat logis kartha cebisan aku ini,
biar aku tikam kau di depan...moga kau sakit memegang dendam,
seperti aku berdendam seksa kau.

Monday, August 16, 2010

peyundal jiwa

berkaca jernih mata ini melihat situa dunia fana ini,
melakonkan sinetro yang lapok tetapi sering ditayangkan umum,
kisahku yang dulu hampa kononnya kerana penjaring siksa hidup,
rupanya dicelah kehinaanku itu masih ada lagi personat lorat.

jasad ini,
ingin saja aku tikam...mencarik-carik daging sialan rupa,
dosa-dosa bahu kiri pasti sudah mencecah lantai,
aku ingin berubah...ya Tuhan itu maha segala,
tetapi jiwaku sering melanda kesudahan lara.

jangan kau risau...sebelah sana lagi ramai yang sundal,
kau lihat cermin...masih lagi kau lihat rupa si manusia yang sempurna,
Allah itu sempurna sifatnya...ciptaannya sempurna,
penuh dengan kasihnya, penuh dengan ilmunya,
tapi atas kita untuk terima semua itu.

ya~~mungkin aku gusar akan kenikmatan dunia yang tak sudah tragis,
mungkin kerana sungguh ramai pendusta sebenarnya disekelilingku,
menghiasi warna dunia kononnya itu pengharap akhir nanti,
tapi sebenarnya masih lagi kosong....aku harapkan sedar nanti,
sedarnya diri untuk merasakan kehebatan ciptaanNya,
bersama ku berdiri melihat kesempurnaannya,
peganglah tanganku kita hapuskan riuh sundal ini.

Thursday, August 12, 2010

liur-rasa

menungku jauh sampai sana,
rendangan pohon dengan siulan simanja,
jatidiri yang rendah pasti kelak merana,
luasan langit biru pancaroma muda,
sambil ku pejam menghilangkan dusta.

tu~..dia berjalan meliuk pungung,
berima sambil bergegar pangung,
mataku sepet masuki biasan cahaya agung,
hanya senyum mampu ku tangung.

masih lagi aku di pohon sena redang ini,
biarkan tubuhku sandarkan diri,
masih mampu buat ku senyum sendiri,
jangan godaku sayang...dosaku biar mati disini.

nahhh~belum lagi terlambat,
usia mudaku masih dipuncak hebat,
bergaya senang...hatiku tabah sijebat,
warnamu mencuri mataku...hendak ku tutup rapat,
biarkan berlalu walaupun ketat.

seksa...harus kerana dia perjuangan aku,
biasan air mu berkilau menghangat nafsuku,
tahan seperti tahan runtuhan imam satu,
jangan biarkan tewas menangis lagu,
masih lagi aku dipohon kalbu.

hadry

Tuesday, August 3, 2010

bloodlust

hollow heart crave for denial trust,
driving the desire of rotten and rust,
it is a shame for other to grasp,
creating of masses hunger with lust.

the night are still,
voiding regrets, shame, and sins,
the vale of love poisoned with darkness,
ignite the fire full reddish in color.

as the mind was corrupted,
empty and hollow,
by only one act and hundred will follow,
justify the lust by bleeding others.

beyond the crappy of vision,
overture the vessel, with command and do,
striking the shame of excessive anger,
holding the gun with the blinded eye,
marching towards the lala lands,
create conspiring and hope for patriot,
and its nonetheless butcher parade,
very inspiring, laugh and joy,
but still others cry in sorrow.

the hand of violence,
role by the deteriorate mind,
and merciless arms, killed the pure kid,
debauch the sacred by bloodbath killing,
the madness growth and vastly celebrate,
enjoying the lust for the sake of peace.


hadry